TIM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IAKSS BERI BANTUAN MESIN ROLL SAVING WATERGLASS UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI
BATIK MULIA MUARA BUNGO
Nanik Istianingsih 1), Ariyanto M 2), Zulkifli 3), Rianto 4) Dosen dan Mahasiswa Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio Muara Bungo.
Perkembangan batik di Provinsi Jambi berkembang pada Daerah Kerinci, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Sarolangun, Bangko, Bungo, Muara Jambi, Dan Batang Hari. Dan tentunya dengan ciri khas keunikan desain motif, corak serta warna yang digunakan dari masing-masing daerah tersebut. Perkembangan Batik Bungo bermula pada saat ajang bertaraf Nasional, Indonesia Fashion Craft di Makasar, Sulawesi Selatan pada tanggal 6 sampai 11 November 2002 (Samtidar & Rosid, 2021). Motif pada batik Bungo diciptakan dari bentuk flora yang ada di daerah tersebut. Bentuk dari flora seolah-olah merupakan penggambaran dari kekayaan alam yang banyak memberikan manfaat bagi masyarakatnya. Selain dari pada itu bentuk yang dihasilkan pada motifnya tidak terlepas dari unsur budaya yang ada dari daerah tersebut (Ito, 2008).
Kegiatan pengabdian ini merupakan hilirisasi dari Hibah Penelitian Kerjasama Dalam Negeri (PKDN) yang diterima oleh Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat Pemula (PKM PMP) tahun 2023 lalu. Mitra pada kegiatan ini adalah salah satu kelompok pengrajin batik di Kabupaten Bungo yang telah memiliki merek usaha yaitu Batik Mulia yang didirikan oleh Ibu Windi Maslina atau yang akrab dipanggil Ibu Win di tahun 2021. Menurut Ibu Win, sebenarnya permintaan Batik Bungo setiap tahun meningkat karena didukung oleh kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Bungo yang mewajibkan seluruh pegawai untuk berbusana batik di setiap hari kamis dan pada saat acara-acara tertentu. Namun kendalanya ada pada pengrajin sendiri yang tidak mampu untuk memproduksi dalam skala besar.
Terbatasnya kapasitas produksi batik Bungo dikarena peralatan-peralatan yang digunakan masih sangat sederhana. Salah satu penyebab tingginya biaya produksi adalah karena penggunaan waterglass dalam proses pewarnaan batik. Selama ini para Pengrajin batik di Bungo menggunakan waterglass dengan cara tradisional yaitu dicampurkan langsung dengan warna sehingga penggunaanya boros, tidak terukur dengan jelas dan tidak mengunci warna secara maksimal.
Bagi Mitra sendiri yang memiliki modal kecil biasanya membeli waterglass dengan cara mengecer pada pengrajin lain yang membeli waterglass dalam jumlah banyak, tentu saja harganya jauh lebih mahal dan secara otomatis biaya produksi jauh lebih tinggi. Dengan demikian penghematan waterglass dalam proses pewarnaan akan menekan biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh para pengrajin, dan pada akhirnya permintaan pasar akan cepat terpenuhi dan kapasitas produksi semakin besar, sehingga dibutuhkan pengenalan teknologi penghematan pemakaian waterglass kepada para pengrajin untuk meningkatkan keterampilannya dalam proses pewarnaan batik. Berdasarkan analisis permasalahan tersebut alat roll saving dapat digunakan untuk mengunci warna pada batik tulis Bungo. Dengan adanya alat roll saving juga berimbas pada ongkos produksi yang semakin murah.
Pada pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat Tim PKM PMP bersama mitra telah membuat rancangan mesin Roll saving yang nantinya akan digunakan oleh mitra dalam mengunci pewarnaan batik. Setelah mendapatkan bengkel untuk memproduksi mesin tersebut maka mesin yang dihasilkan seperti pada gambar berikut:
Roll saving adalah sebuah alat pewarna batik yang di desain sedemikian rupa untuk penghematan penggunaan waterglass dan mampu mengunci warna batik, roll saving memiliki empat bagian yakni; (1) bagian pertama adalah bak atau wadah yang berisi waterglass berada pada bagian bawah; (2) yang kedua adalah bagian tiang penyangga roller yang terbuat dari batang baja yang berguna untuk menopang roller; (3) bagian ketiga adalah gear yang berfungsi untuk menghubungkan roller dengan tuas pemutar kain batik yang akan diwarnai; (4) terakhir yang keempat adalah papan yang terletak di bagian depan roll saving berfungsi untuk menampung kain yang telah selesai di warnai.
Adapun cara kerja alat roll saving yakni: (1) masukkan waterglass pada bak penampung di bagian bawah; (2) masukkan kain batik tulis yang akan diwarnai dengan cara menyelipkan pada kedua roller; (3) putar roller menggunakan tuas yang akan menghubungkan gear dengan roller, agar kain benar-benar tercelup ke dalam waterglass dan rata secara sempurna; (4) diamkan selama 1 menit, lalu putar tuas yang menghubungkan roller untuk mengeluarkan kain batik tulis; (5) tempatkan kain batik tulis yang telah diberi waterglass pada kantung plastik yang telah disediakan, tutup rapat hingga satu jam jangan sampai terkena angin.
Beberapa pelatihan yang dilaksanakan oleh Tim PKM PMP tidak hanya kepada mitra tetapi juga melibatkan pengrajin batik yang berada disekitar tempat tinggal mitra. Hal ini dimaksudkan agar mitra dapat menjadi pelopor bagi pengarajin batik yang lain serta mampu memberikan motivasi bagi pengarjin untuk lebih aktif. Dari pelaksanaan pelatihan Manajemen dan Kewirausahaan, mitra dapat meningkatkan motivasi dalam berwirausaha dan dapat dapat mematangkan konsep menajemen terutama dalam manajemen produksi. Hal ini sejalan dengan kegiatan pengabdian yang dijalankan oleh (Hendriadi et al., 2019).
Pelatihan pewarnaan batik menggunakan Roll Saving telah dapat meningkatkan keterampilan mitra dalam proses pewarnaan, sehingga hal ini dapat meningkatkan produksi. Hal ini jalan dengan pengabdian yang dilakukan oleh (Suprapto, 2019)(Qurrata et al., 2020)(Siswiyanti & Rusnoto, 2018).
Sedangkan dalam pelatihan Strategi Promosi, Strategi Branding dan Pembuatan Toko Online mitra masih membutuhkan waktu untuk mengaplikasikannya, karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan dalam penggunaan teknologi informasi. Namun mitra dibantu oleh anaknya yang cakap dalam teknologi, sehingga pelatihan ini tetap memberi dampak kepada mitra. Dampak positif pelatihan online marketing, strategi promosi, strategi branding dan digital marketing juga pernah dilakukan pada pengabdian (Hati et al., 2022)(Utomo & Susanta, 2020)(Samtidar & Rosid, 2021).
Tim PKM PMP mengucapkan terima kasih kepada DRTPM Dikti atas pendanaan yang diberikan, dan terimakasih kepada mitra serta seluruh sivitas akademika IAKSS Muara Bungo atas terlaksananya kegiatan pengabdian ini. (*).
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.